Kamis, 14 Juli 2016

Gizi Untuk Persiapan Kehamilan


Fakta tentang Fertilitas atau Kesuburan
Sebelum membahas lebih jauh tentang nutrisi secara spesifik untuk mempersiapkan kehamilan, sangat baik jika kita melihat fakta-fakta berikut: 

Masalah infertilitas ternyata berasal disebabkan 1/3 dari isteri, 1/3 dari suami dan 1/3 dari suami-isteri.

Menurut Obgyn News, salah satu kelompok penelitian dari Harvard, sebanyak 79% pasangan yang tidak atau kurang subur kurang mengkonsumsi makanan sumber antioksidan (terutama buah dan sayur).

Merokok, bisa mengurangi jumlah produksi sperma sampai 17% dan dari Journal Fertility and Sterility, berhenti merokok bisa meningkatkan jumlah sprema sampai 800%!!


    Wanita yang mengkonsumsi kafein berlebih (kafein bisa didapatkan dari kopi, cokelat, obat bebas penurun rasa sakit kepala, the, minuman bersoda) berisiko 45% lebih tinggi untuk lebih lama hamil. Konsumsi suplemen zinc, asam folat dan zat besi bisa meningkatkan kualitas sperma laki-laki. 
     Apa yang kita makan sekarang berpengaruh terhadap kesehatan sel telur dan sperma 90 hari ke depan. Dari beberapa fakta tersebut bisa kita simpulkan, bahwa masalah fertilitas sebenarnya bisa kita ubah dengan merubah pola makan dan pola hidup kita serta pola pemilihan bahan makanan yang baik atau tidak bagi kita. Nah, tidak ada kata terlambat. Bisa kita mulai dari sekarang juga dengan meningkatkan ikhtiar kita salah satunya merubah jenis makanan. 
      
  1.        Berat Badan
    Sebelum hamil, terutama bagi wanita sangat penting. Berat badan yang kurang ideal akan berdampak pada cadangan energy bagi tubuh yang banyak dibutuhkan di awal trisemester. Karena pada awal kehamilan, sering mengalami mual, muntah sehingga asupan makanan berkurang. Maka, simpanan lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energy ini. Bahkan seorang ibu pada trisemester pertama seringkali mengalami penurunan berat badan. Tapi, meningkatkan berat badan bukanlah sebuah hal yang perlu diutamakan. Menurut Allan Warker, professor nutrisi dari Harvard Medical School, pemilihan bahan makan yang berkualitas lebih baik dibandingkan mengkonsumsi banyak makanan tanpa melihat kualitasnya. Contohnya, buah semangka yang memiliki kalori sedikit, bisa diganti dengan alpukat yang memiliki kalori lebih banyak.
Masalah lain juga akan muncul jika seorang ibu hamil memiliki berat badan berlebih sebelum kehamilan. Kondisi ini bisa berdampak pada masalah kesehatan selama kehamilan seperti hipertensi dan diabetes gestasional. Paling baik, jika sebelum hamil, calon ibu bisa meurunkan berat badan setidaknya 10% dari berat badan saat ini.
      
       2. Kualitas Karbohidrat, bukan Kuantitas
Pilihan jenis karbohidrat paling baik adalah karbohidrat kompleks. Karena lebih banyak mengandung serat dan tidak menaikkan gula darah atau insulin dengan cepat pula. Dalam berbagai penelitian yang melihat hubungan konsumsi karbohidrat dengan fertilitas melihat bahwa jumlah karbohidrat yang dikonsumsi tidak berpengaruh terhadap fertilitas. Baik orang yang mengkonsumsi karbohidrat sebanyak 60% atau 45% dari total kalori yang dikonsumsi, memiliki kecenderungan masalah fertilitas yang sama. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata wanita yang mengkonsumsi karbohidrat sederhana, seperti roti putih gula pasir berlebih (termasuk dalam minuman kemasan), 80% nya memiliki masalah infertilitas. Jadi, bukan kuantitas melainkan kualitas karbohidrat. Menjadi lebih baik jika sahabat dalam program kehamilan mengganti beras putih dengan beras merah, roti putih dengan roti gandum.
       
      3. Lemak Trans Bukan Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang sering disalahkan dalam tubuh. Sama dengan karbohidrat, dari penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, menemukan fakta bahwa bukanlah kolesterol, lemak jenuh ataupun lemak tak jenuh yang mempengaruhi kondisi kurang subur atau subur. Melainkan lemak trans.
Lemak trans adalah lemak yang bisa diproduksi dari proses pemanasan dan pengolahan minyak seperti deep frying dan proses hidrogenasi. Sumber makanan yang memiliki lemak trans diantaranya adalah margarine, mentega, ayam goreng, donat dan kentang goreng.
Semakin tinggi konsumsi lemak trans, semakin tinggi kemungkinan kegagalan ovulasi. Konsumsi lemak trans sampai 4 gram sehari sudah bisa memberikan efek infertilitas. Jumlah ini setara dengan 2 sendok makan penuh margarine/mentega, satu porsi kentang goreng atau sebuah donat.
     
      4. Protein Nabati Yang Lebih Baik
Kegagalan ovulasi 39% lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi protein hewani lebih tinggi daripada yang lebih rendah. Mengganti 25% protein hewani dengan 25% protein nabati berhubungan dengan turunnya risiko kegagalan ovulasi sampai 50%.
Jadi, mulai sekarang, sahabat bisa mengkonsumsi sumber kacang-kacangan lebih banyak.

5.  Yuk Makan Sayur dan Buah Lebih Banyak 
        Sudah disebutkan sebelumnya, kebanyakan pasangan infertile mengkonsumsi sumber antioksidan lebih sedikit. Sumber antioksidan paling baik adalah dari buah dan sayur, terutama yang memiliki warna-warna mencolok. Salah satu jenis antioksidan yang mempengaruhi kesuburan adalah lipoic acid. Zat ini banyak ditemukan di bayam, brokoli dan kentang. Zat ini telah terbukti mampu melindungi organ reproduksi wanita, bahkan bisa meningkatkan kualitas sperma dan pergerakan sprema.



Referensi:
Rodriguez, Hethir.2011.The Fertility Diet.www.naturalfertilitydiet.com
Walker, W Allan.2006.The Harvard Medical School Guide To Healthy Eating During Pregnancy.Mc Graw-HillChavarro and Willett.2007. Fat, Carbs and the Science of Conception.www.health.harvard.edu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar