Tampilkan postingan dengan label diabetes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diabetes. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 April 2023

5 Manfaat Alpukat untuk Kesehatan

18.26 0

Alpukat (Persea americana) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Amerika latin, terutama Mexico. Alpukat merupakan salah satu sumber lemak nabati yang sangat baik, terutama kandungan asam lemak tak jenuh rantai pendek dan sedang. Alpukat juga megandung gula dan karbohidrat yang rendah namun cukup mengandung serat sehingga sering dikonsumsi penderita diabetes untuk menjaga kestabilan gula darah dan mencegah kolesterol. Selain itu, alpukat juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, vitamin K, asam folat, Kalium, magnesium dan karotenoid terutama luetin dan zeaxanthin.



5 Manfaat Alpukat untuk Kesehatan

  • Kesehatan Jantung
    Alpukat mengandung asam lemak tak jenuh, terutama asam oleat yang cukup tinggi. Meskipun alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi dalam 100 gram nya (14,7 gram) namun, lemak yang berasal dari tanaman tentu saja bebas dari kolesterol. Lemak yang berasal dari sumber pangan nabati dikenal fitosterol yang justeru sangat baik untuk menurunkan kadar koleserol LDL di dalam tubuh. 

    Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 69.000 perempuan dan 42.000 pria di Amerika, dan diikuti selama 30 tahun ditemukan bahwa konsumsi alpukat dalam jangka panjang bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Hasil dari peneltiian yang diterbitkant ahun 2022 oleh Journal of the American Heart Association ini menyatakan bahwa diabndingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi alpukat,  konsumsi minimal 2 porsi atau lebih alpukat dalam seminggu bisa meurunkan risiko penyakit jantung sampai 16%. Juga bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner sampai 21%. Satu porsi alpukat ini setara dengan 1/2 buah alpukat atau sekitar 80 gram alpukat.

  • Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2
    Alpukat tidak banyak mengandung karbohidat total, sumebr serat yang baik dan kaya akan asam lemak tak jenuh. Makanan yang sebaiknya dihindari baik untuk mencegah maupun bagi penderita diabetes adalah makanan yang memiliki kadar indeks glikemiks (IG) tinggi. Indeks Glikemiks yang tinggi meningkatkaan kadar gula darah di dalam tubuh lebih cepat sehingga bisa mengganggu kerja insulin tubuh. Kandungan IG alpukat cukup rendah, yaitu 40, makanan dikatakan memiliki IG rendah jika angkanya <55. 

  • Kesehatan Pencernaan
    Kandungan serat dalam alpukat yang cukup tinggi bekerja sebagai prebiotik di dalam tubuh. Prebiotik bisa disebut sebagai makanan untuk bakteri baik yang ada di salura pencernaan dan sangat baik untuk pertumbuhan flora usus terutama di kolon. Penelitian yang diterbitkan Journal of Nutrition tahun 2021 menyebutkan bahwa konsumsi alpukat bisa meningkatkan bakteri yang berfungsi untuk fermentasi serat, yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan.
  • Cegah Katarak
    Katarak menjadi salah satu penyakit mata yang banyak diderita di Indonesia. Sekitar 250.000 atau 0,1% orang di Indonesia menderita katarak. Selain kaya akan asam lemak tak jenuh, alpukat juga banyak mengandung karotenoid, lutein dan zeaxanthin. Ketiga zat ini merupakan fitokimia yang larut dalam lemak dan banyak ditemukan pada mata manusia untuk melindungi mata dari bahaya sinar UV dari matahari. Konsumsi makanan yang tingga lutein, zeaxanthin dan jenis karoten lain yang larut lemak ini menurunkan risiko katarak.
  • Turunkan Risiko Hipertensi
    Alpukat mengandung kalium yang lebih tinggi dibandingkan pisang. Selain itu, alpukat juga sumber asam lemak tak jenuh, magnesium, dan serat yang baik. Kombinasi dari beberapa kandungan zat gizi ini bisa dijadikan alasan mengapa konsumsi alpukat bisa menurunkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penelitian di Mexico selama lebih dari 25 tahun menyebutkan bahwa konsumsi 5 porsi atau lebih alpuakt dalam seminggu bisa menurunkan kejadian hipertensi sampai 17% jika dibandingkan dengan orang yang tidak atau mengonsumsi alpukat lebih sedikit. 





Referensi :

1. Pacheco LS< Li Y, RImm EB, Manson JE, Sun Q, Rexrode K, Hu FB, Guasch-Ferré M. Avocado Consumption and Risk of Cardiovascular Disease in US Adults. Journal of the American Heart Association. 2022 Mar 30:e024014. 

2. Thompson SV, Bailey MA, Taylor AM, Kaczmarek JL, Mysonhimer AR, Edwards CG, Reeser GE, Burd NA, Khan NA, Holscher HD. Avocado Consumption Alters Gastrointestinal Bacteria Abundance and Microbial Metabolite Concentrations among Adults with Overweight or Obesity: A Randomized Controlled Trial. J Nutr. 2021 Apr 8;151(4):753-762. doi: 10.1093/jn/nxaa219. PMID: 32805028; PMCID: PMC8030699.

3.  Monge A, Stern D, Cortés-Valencia A, Catzín-Kuhlmann A, Lajous M, Denova-Gutiérrez E. Avocado consumption is associated with a reduction in hypertension incidence in Mexican women. Br J Nutr. 2022 Aug 18:1-8. doi: 10.1017/S0007114522002690. Epub ahead of print. PMID: 35979778.

Selasa, 21 Februari 2023

4 Tips Mudah Cegah Diabetes

06.19 0

Diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah menjadi sangat tinggi. Meskipun makanan tidak menyebabkan diabetes secara langsung, beberapa jenis makanan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.




Berikut adalah beberapa makanan dan gaya hidup yang perlu dihindari atau dibatasi untuk mencegah risiko diabetes:

  1. Makanan tinggi gula: Makanan tinggi gula seperti permen, kue, dan minuman manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam dan berpotensi menyebabkan resistensi insulin pada jangka panjang.

  2. Karbohidrat olahan: Karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan pasta mengandung banyak karbohidrat sederhana dan dapat memicu peningkatan gula darah.

  3. Makanan tinggi lemak: Makanan tinggi lemak, khususnya lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes.

  4. Kegemukan: Kegemukan atau obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi, serta gaya hidup yang tidak aktif, dapat menyebabkan kegemukan.

Sebaliknya, pilihan makanan yang sehat dan gaya hidup yang aktif dapat membantu mencegah risiko diabetes. Beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk mencegah diabetes antara lain sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan susu rendah lemak. Selain itu, olahraga secara teratur dan mempertahankan berat badan yang sehat juga dapat membantu mencegah risiko diabetes.

Namun, perlu dicatat bahwa diabetes merupakan kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik dan gaya hidup, sehingga pencegahan diabetes memerlukan upaya yang komprehensif. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui rekomendasi diet dan gaya hidup yang sesuai untuk mencegah risiko diabetes.

4 Jenis Buah Wajib Dihindari Penderita Diabetes

06.01 0

















Sebenarnya, buah-buahan sehat dan kaya zat gizi, termasuk dalam pola makan yang sehat untuk penderita diabetes. Namun, orang dengan diabetes perlu memperhatikan jenis dan jumlah buah yang mereka konsumsi, karena beberapa buah mengandung kadar gula yang lebih tinggi dibandingkan buah lainnya.

Beberapa jenis buah yang sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya oleh penderita diabetes, antara lain:

  1. Buah kering: Buah kering seperti kismis, kurma, dan buah ara mengandung kadar gula yang tinggi dan sedikit serat. Sebagai gantinya, sebaiknya konsumsi buah segar yang lebih rendah gula dan kaya serat.

  2. Buah-buahan kalengan: Buah-buahan kalengan sering dicampur dengan sirup atau gula tambahan, yang membuat kadar gula dalam buah meningkat. Sebaiknya, konsumsi buah segar dan hindari buah kalengan yang diberi tambahan gula.

  3. Buah yang mengandung gula tinggi: Beberapa jenis buah seperti mangga, pisang, dan anggur mengandung gula tinggi. Penderita diabetes sebaiknya membatasi konsumsi buah ini dan memilih buah-buahan yang mengandung gula rendah seperti apel, stroberi, dan jeruk.

  4. Jus buah: Meskipun jus buah dapat menyediakan banyak nutrisi, proses pengolahan jus sering menghilangkan serat dan membuat kandungan gula dalam buah lebih mudah diserap oleh tubuh. Sebagai gantinya, pilihlah buah segar dan hindari jus buah yang diberi tambahan gula.

Penting untuk dicatat bahwa buah-buahan sehat dan kaya nutrisi, dan sebaiknya tetap dimasukkan ke dalam pola makan yang sehat dan seimbang untuk penderita diabetes. Namun, perhatikan jenis dan jumlah buah yang dikonsumsi untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda. Sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui rekomendasi konsumsi buah yang sesuai untuk kondisi Anda.

Si Pahit Pare untuk Cegah Diabetes

05.37 0


Pare (Momordica charantia) adalah sayuran yang biasanya digunakan dalam masakan Asia dan Afrika. Pare juga telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Pare mengandung senyawa aktif yang disebut charantin, polipeptida-p, dan glikosida. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa ini dapat membantu mengurangi kadar gula darah pada penderita diabetes. Senyawa charantin, misalnya, diyakini dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada sel-sel tubuh sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.

Selain itu, pare juga mengandung senyawa bernama polipeptida-p, yang merupakan senyawa yang mirip dengan insulin. Senyawa ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.

Namun, hasil penelitian tentang efek pare pada diabetes masih terbatas dan hasilnya tidak selalu konsisten. Beberapa studi menunjukkan efek positif pada pengurangan kadar gula darah, sedangkan yang lain tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Meskipun begitu, konsumsi pare memiliki manfaat lain yang baik untuk kesehatan. Pare kaya akan vitamin dan mineral, seperti vitamin C, folat, dan potasium. Selain itu, pare juga mengandung serat yang baik untuk pencernaan dan membantu menjaga kesehatan jantung.

Penting untuk dicatat bahwa pare tidak dapat menjadi pengobatan utama untuk diabetes. Orang dengan diabetes yang tertarik untuk mencoba pare sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan mengonsumsinya sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.

Pare adalah sayuran yang mengandung senyawa yang diyakini dapat membantu mengurangi kadar gula darah pada penderita diabetes. Meskipun efeknya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, konsumsi pare dalam jumlah yang wajar dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang untuk orang dengan diabetes.

Mengenal HbA1c : Tes Riwayat Kadar Gula Darah

04.52 0

HbA1c (hemoglobin A1c) adalah pengukuran rata-rata kadar gula darah selama beberapa bulan terakhir. Pemeriksaan HbA1c sering digunakan sebagai alat diagnostik dan pengelolaan diabetes.

Pada seseorang yang sehat, gula darah terikat pada hemoglobin di dalam sel darah merah dan membentuk senyawa yang disebut hemoglobin A1c. Jumlah hemoglobin A1c yang terbentuk tergantung pada kadar gula darah rata-rata selama beberapa bulan terakhir. Pada orang dengan diabetes, kadar gula darah biasanya lebih tinggi daripada orang yang sehat. Oleh karena itu, jumlah hemoglobin A1c pada orang dengan diabetes akan lebih tinggi.

Pemeriksaan HbA1c dapat membantu dokter untuk mengetahui seberapa baik pengobatan diabetes dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kadar HbA1c dalam rentang normal. Rentang normal HbA1c bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan kondisi medis lainnya. Namun, pada umumnya, rentang normal HbA1c adalah kurang dari 5,7%.




Jika HbA1c terlalu tinggi, maka orang tersebut mungkin perlu menyesuaikan pengobatan diabetes mereka, seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengubah pola makan, atau menambah atau mengganti obat diabetes yang digunakan. Jika HbA1c terus tinggi, maka hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf, kerusakan ginjal, atau masalah kardiovaskular.

Dalam kesimpulannya, HbA1c adalah pengukuran rata-rata kadar gula darah selama beberapa bulan terakhir dan sering digunakan sebagai alat diagnostik dan pengelolaan diabetes. Memantau dan menjaga kadar HbA1c dalam rentang normal sangat penting untuk mencegah komplikasi diabetes dan memastikan pengobatan diabetes yang efektif.