Tampilkan postingan dengan label ASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 April 2023

Posisi Menyusui Saat Tidur

06.14 0

Salah satu hal yang mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah posisi dan pelekatan bayi yang tepat. Posisi dan pelekatan membantu bayi untuk bisa menghisap ASI dengan baik dan juga membuat ibu merasa nyaman selama menyusui. Namun ibu yang baru pertama kali melahirkan seringkali merasa kesulitan dalam menyusui, terutama posisi yang tepat agar ibu tetap bisa nyaman. Salah satu posisi yang diinginkan ibu adalah posisi menyusui saat tidur.

Prinsip Posisi dan Pelakatan Menyusui yang Tepat

Perlu diketahui oleh Ibu bahwa posisi untuk mendapatkan pelekatan yang baik, Ibu harus memastikan bahwa bayi selalu dalam posisi yang tepat yaitu : 
  • Pastikan wajah bayi menghadap ke badan atau payudara ibu, pastikan hidung bayi menghadap puting ibu;
  • Posisi kepala, punggung, telingan dan pantat bayi berada di satu garis sejajar;
  • Tangan ibu menyangga tubuh bayi untuk mempertahankan posisi bayi;
  • Pastikan tangan bayi tidak tertindih;  seperti bisa dilihat pada gambar berikut : 

Posisi Menyusui yang Tepat



Posisi Menyusui Saat Tidur

Setelah memahami prinsip dasar posisi menyusui yang tepat, maka Ibu sudah bisa mengkombinasikan berbagai posisi menyusui. Salah satunya adalah posisi menyusui saat tidur :

  • Ibu bisa memosisikan badan ibu baik di kasur, sofa maupun tempat lain yang dirasa nyaman oleh ibu dengan memiringkan badan menghadap badan bayi
  • Pastikan muka bayi mengahadap penuh ke badan atau payudara ibu
  • Posisi kepala, punggung dan pantat bayi dalam posisi satu garis lurus
    Ibu bisa membantu bayi untuk tetap dalam posisi seperti ini dengan menahannya menggunakan tangan ibu. Atau ibu juga bisa menggunakan bantal atau guling untuk menyangga punggung bayi dan mempertahankan posisi ini
  • Tangan ibu juga bisa membantu ibu untuk memosisikan pelekatan bayi yang tepat selama menyusui


Posisi Menyusui Saat Tidur untuk Bayi

Posisi Menyusui Saat Tidur untuk Bayi Lebih Besar


Manfaat Menyusui Sambil Tiduran

  1. Membuat Ibu Lebih Rileks
    Posisi menyusui sambil memiringkan badan membuat ibu lebih nyaman dan rileks. Ibu bisa memosisikan badan untuk bisa langsung berbaring dan tidur dengan bayi tanpa harus mengganggu posisi bayi yang sudah tertidur. 
  2. Posisi Menyusui yang Nyaman Setelah Persalinan Caesar
    Ibu yang melahirkan secara Caesar seringkali merasa kesulitan menyusui dengan posisi duduk. Posisi menyusui saat tidur seperti ini sangat membantu Ibu yang melahirkan Caesar untuk lebih nyaman.


Referensi :

1. How to Breastfeed. www.nhs.uk

Senin, 20 Februari 2023

Manfaat Kelor untuk Ibu Menyusui

17.29 0

Kelor atau Moringa oleifera adalah tumbuhan yang berasal dari India dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi kesehatan. Kelor juga mulai banyak dikonsumsi di Indonesia setelah banyaknya penelitian yang menyebutkan kandungan gizinya yang tinggi. Salah satu manfaat kelor adalah memiliki khasiat yang dipercaya bisa untuk meningkatkan produksi ASI dan kualitasnya.



Berikut adalah beberapa manfaat kelor untuk produksi ASI:

  1. Kandungan gizi yang baik: Daun kelor mengandung berbagai zat gizi penting seperti vitamin A, C, dan E, serta mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Zat gizi ini dapat membantu meningkatkan kualitas ASI.

  2. Merangsang produksi ASI: Kelor mengandung senyawa phytoestrogen yang dapat merangsang produksi ASI.

  3. Menyediakan kandungan antioksidan: Kelor mengandung antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid dan asam askorbat, yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.

  4. Antiinflamasi: Kelor juga memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada payudara, yang sering kali menyebabkan produksi ASI yang rendah.

Namun, perlu diingat bahwa kelor tidak boleh menjadi satu-satunya sumber nutrisi untuk ibu menyusui. Sebaiknya, kelor dapat digunakan sebagai suplemen makanan atau minuman yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan produksi ASI. Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi kelor atau suplemen lainnya selama masa menyusui.

Minggu, 19 Februari 2023

Mengenal Sel HAMLET : Zat Anti Kanker dalam ASI

08.55 0
HAMLET (Human Alpha-lactalbumin Made LEthal to Tumor cells) adalah kompleks protein yang ditemukan dalam ASI (Air Susu Ibu). Protein ini diyakini dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan mencegah perkembangan kanker.



Sel HAMLET adalah sel yang terbentuk ketika protein HAMLET berikatan dengan asam lemak dalam ASI. Sel HAMLET diketahui memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Ini karena sel kanker memiliki permukaan sel yang berbeda dari sel normal, sehingga sel HAMLET dapat mengenali dan menyerang sel kanker secara spesifik.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sel HAMLET dalam ASI dapat membantu mencegah perkembangan kanker pada bayi dan orang dewasa. Dalam sebuah studi tahun 2004, peneliti menemukan bahwa sel HAMLET dapat menghancurkan sel kanker pada tikus tanpa mempengaruhi sel sehat di sekitarnya. Studi ini menunjukkan bahwa sel HAMLET memiliki potensi sebagai agen anti-kanker yang efektif.

Selain itu, sel HAMLET juga dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ASI yang mengandung sel HAMLET dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan infeksi saluran pencernaan pada bayi.

Namun, perlu dicatat bahwa penelitian mengenai sel HAMLET masih tergolong baru dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi dan manfaatnya secara lebih jelas. Meskipun begitu, ASI tetap dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi karena kandungan nutrisinya yang lengkap dan mudah dicerna.

Dalam mengonsumsi ASI, sebaiknya ibu menyusui mengikuti anjuran dokter atau ahli gizi mengenai cara menyusui dan jumlah ASI yang harus diberikan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang dengan baik.

Zat Anti Kanker Dalam ASI

08.32 0


ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan yang paling ideal dan paling alami untuk bayi baru lahir. Selain memberikan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk bayi, ASI juga mengandung zat-zat yang dapat membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit, termasuk kanker. Berikut adalah beberapa zat anti kanker yang terdapat dalam ASI :


  1. Protein ASI mengandung protein yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, protein yang terkandung dalam ASI juga dapat membantu melindungi bayi dari kanker. Protein dalam ASI mengandung senyawa bioaktif yang dikenal sebagai laktoferin. Laktoferin telah terbukti memiliki efek antioksidan dan anti-kanker.
  2. Asam Lemak Omega-3 ASI mengandung asam lemak omega-3 yang merupakan lemak sehat yang dapat membantu mencegah kanker. Asam lemak omega-3 membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 dalam ASI dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara pada ibu.
  3. Imunoglobulin ASI mengandung imunoglobulin yang dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Imunoglobulin juga telah terbukti dapat membantu mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. Immunoglobulin dalam ASI diantaranya IgA, IgG dan IgM.
Selain mengandung zat anti-kanker, ASI juga memberikan manfaat kesehatan lainnya, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan meningkatkan kesehatan otak. Oleh karena itu, disarankan untuk menyusui bayi selama mungkin dan memastikan bahwa bayi mendapatkan ASI yang cukup dan berkualitas.

Senin, 19 September 2016

Manfaat Kontak Kulit Ibu dan Bayi saat IMD

09.03 0
Setelah proses persalinan, sesuai anjuran WHO, harus segera dilakukan Inisiasi Menyusu Dini atau IMD. IMD dilakukan tentu dengan kondisi ibu dan bayi yang stabil secara medis. Proses IMD diyakini sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Selama IMD, ada sebuah proses yang sangat penting yaitu kontak kulit ibu dan bayi (skin to skin contact). Bahkan yang paling penting dalam IMD adalah proses skin to skin contact ini.  Karena bayi yang terlahir normal, memiliki insting untuk menyusu bahkan memiliki kemampuan untuk mencari dan menemukan payudara ibunya sendiri tanpa bantuan orang lain ketika dilakukan proses skin-to-skin.

Tak bisakah ditunda  skin-to-skin ini? 

Jika tidak ada kondisi medis yang menjadi penghalang baik ibu dan anak, maka petugas kesehatan wajib melakukan skin-to-skin segera setelah lahir, baik persalinan spontan (normal) maupun caesar. Karena momen ini hanyalah sekali seumur hidup, hanya ketika anak lahir dan keluar dari rahim sang ibu.

Sepenting apa skin-to-skin untuk bayi dan ibu?

  1. Menstabilkan Kondisi Bayi
    Kondisi bayi baru lahir bisa jadi tidak stabil, terutama bayi prematur. Treatment yang seringkali dilakukan adalah metode kanguru, ya skin-to-skin.  Proses ini bisa menstabilkan proses pernapasan dan oksigenasi bayi, meningkatkan kadar glukosa (menurunkan keadian hipoglikemia atau kekurangan gula darah), menghangatkan bayi sehingga mempertahankan suhu tubuh optimal, menurunkan hormon stress, dan menurunkan kejadian bayi menangis namun meningkatkan periode bayi terjaga sehingga proses menyusui bisa diberikan secara teratur.

  2. Meningkatkan Perkembangan Otak secara Optimal
    Otak manusia terlahir belum sempurna dan akan terus mengalami proses perkembangan setelah lahir. Allan Schore, PhD, seorang ahli neurobiologi dari University of California, Loas Angeles menemukan fakta yang sangat menarik antara hubungan sentuhan dengan perkembangan otak. Adalah amigdala, satu bagian otak yang terletak cukup dalam di tengah otak sebagai bagian dari sistem limbik dan berfungsi dalam proses regulasi emosi, memory dan aktivasi sistem syaraf simpatis. Menurut penelitiannya, perkembangan amigdala bisa distimualasi perkembangannya dengan proses skin-to-skin.

  3. Membuat Ibu Lebih Percaya Diri
    Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1970-1980 menunjukkan hasil yang berbeda antara ibu dan anak yang diberikan kesempatan melakukan skin-to-skin selama kurang lebih 15 meit dibandingkan dengan ibu yang hanya melihat anaknya dalam waktu singkat dan dipertemukan tiap 4 jam sekali untuk disusui. Setelah masa pemulihan selsai, ibu yang diberikan kesempatan melakukan skin-to-skin lebih percaya diri dan merasa nyaman untuk menggendong dan merawat bayinya dibandingkan ibu yang dipisahkan dengan anaknya, Tingginya kepercayaan ibu ini juga nantinya sangat diperlukan dalam proses menyusui dan merawat bayi di rumah.
     
  4. Meningkatkan Durasi Pemberian ASI
    Skin-to-skin bisa menstimulasi produksi hormon oksitosin yang berfungsi dalam proses pengeluaran ASI. Penelitian yang melibatkan sekitar 1250 anak selama 3 tahun sejak lahir menunjukkan adanya manfaat skin-to-skin dengan durasi menyusui. Dalam penelitian tersebut disebutkan adanya peningkatkan durasi secara keseluruhan sebanyak 1.43 bulan pada anak yang mendapatkan kontak kulit. 



Referensi