![]() |
courtesy of http://www.primehealthchannel.com |
Sebab Payudara Bengkak
Payudara mulai memproduksi ASI dalam jumlah banyak pada hari kedua sampai kelima pasca persalinan. Karena sebelumnya, payudara memproduksi kolostrum terlebih dulu. Di awal-awal persalinan, payudara yang terlihat tidak besar dan 'penuh' pun sudah memproduksi ASI jenis kolostrum.
Setelah fase kolostrum selesai dan menuju fase pembentukan ASI yang utuh, sangat wajar dan normal jika payudara mulai terasa berat dan penuh. Payudara bisa menjadi bengkak jika ASI yang sudah banyak diproduksi ini tidak dikeluarkan secara kontinue dan optimal.
Mencegah Payudara Bengkak
- Menyusui sesering mungkin
Berikan ASI kapanpun bayi merasa lapar. Kenali tanda-tanda lapar bayi seperti mencecap dan 'ngempeng' jari. Biasanya bayi akan memiliki waktu pola makan sendiri sekitar 1-3 jam. Kenali pola makan bayi Anda dengan baik. - Menyusui secara tuntas
ASI yang pertama kali keluar disebut dengan foremilk. ASI ini lebih banyak mengandung cairan yang bisa menghilangkan rasa haus bayi. Setelah fase foremilk adalah ASI hindmilk yang banyak mengandung lemak. Jika diperah, maka ASI hindmilk terlihat lebih kental sedangkan foremilk terlihat lebih jernih.
Dalam proses menyusui, biarkan bayi menuntaskan menyusu di salah satu payudara. Tujuannya, agar bayi bisa mendapatkan ASI foremilk dan hindmilk. Jika bayi merasa cukup untuk menyusu di salah satu payudara, dia bisa melepaskan atau berhenti menyusu. Kemudian, Anda bisa mengganti di payudara yang lain.
Jika bayi belum selesai sempurna menyusu di salah satu payudara, maka akan ada ASI yang masih tertinggal karena tidak dikeluarkan secara sempurna. Padahal, hisapan bayi akan merangsang tubuh untuk memproduksi ASI lagi. Jika kondisi ini terjadi berulang, bisa menyebabkan payudara bengkak. - Posisi dan pelekatan yang tepat saat menyusui
Pastikan bayi menyusu dengan posisi dan pelekatan yang tepat. Posisi dan pelekatan yang kurang tepat, membuat bayi tidak bisa menghisap payudara dengan sempurna, sehingga ASI yang bisa dikeluarkan pun tidak maksimal.
Referensi :
ABM Clinical Protocol #20: Engorgement. BREASTFEEDING MEDICINE Volume 4, Number 2, 2009
http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/Protocol%2020%20-%20Engorgement%206-2009.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar