Tampilkan postingan dengan label ASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 April 2023

Posisi Menyusui Saat Tidur

06.14 0

Salah satu hal yang mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah posisi dan pelekatan bayi yang tepat. Posisi dan pelekatan membantu bayi untuk bisa menghisap ASI dengan baik dan juga membuat ibu merasa nyaman selama menyusui. Namun ibu yang baru pertama kali melahirkan seringkali merasa kesulitan dalam menyusui, terutama posisi yang tepat agar ibu tetap bisa nyaman. Salah satu posisi yang diinginkan ibu adalah posisi menyusui saat tidur.

Prinsip Posisi dan Pelakatan Menyusui yang Tepat

Perlu diketahui oleh Ibu bahwa posisi untuk mendapatkan pelekatan yang baik, Ibu harus memastikan bahwa bayi selalu dalam posisi yang tepat yaitu : 
  • Pastikan wajah bayi menghadap ke badan atau payudara ibu, pastikan hidung bayi menghadap puting ibu;
  • Posisi kepala, punggung, telingan dan pantat bayi berada di satu garis sejajar;
  • Tangan ibu menyangga tubuh bayi untuk mempertahankan posisi bayi;
  • Pastikan tangan bayi tidak tertindih;  seperti bisa dilihat pada gambar berikut : 

Posisi Menyusui yang Tepat



Posisi Menyusui Saat Tidur

Setelah memahami prinsip dasar posisi menyusui yang tepat, maka Ibu sudah bisa mengkombinasikan berbagai posisi menyusui. Salah satunya adalah posisi menyusui saat tidur :

  • Ibu bisa memosisikan badan ibu baik di kasur, sofa maupun tempat lain yang dirasa nyaman oleh ibu dengan memiringkan badan menghadap badan bayi
  • Pastikan muka bayi mengahadap penuh ke badan atau payudara ibu
  • Posisi kepala, punggung dan pantat bayi dalam posisi satu garis lurus
    Ibu bisa membantu bayi untuk tetap dalam posisi seperti ini dengan menahannya menggunakan tangan ibu. Atau ibu juga bisa menggunakan bantal atau guling untuk menyangga punggung bayi dan mempertahankan posisi ini
  • Tangan ibu juga bisa membantu ibu untuk memosisikan pelekatan bayi yang tepat selama menyusui


Posisi Menyusui Saat Tidur untuk Bayi

Posisi Menyusui Saat Tidur untuk Bayi Lebih Besar


Manfaat Menyusui Sambil Tiduran

  1. Membuat Ibu Lebih Rileks
    Posisi menyusui sambil memiringkan badan membuat ibu lebih nyaman dan rileks. Ibu bisa memosisikan badan untuk bisa langsung berbaring dan tidur dengan bayi tanpa harus mengganggu posisi bayi yang sudah tertidur. 
  2. Posisi Menyusui yang Nyaman Setelah Persalinan Caesar
    Ibu yang melahirkan secara Caesar seringkali merasa kesulitan menyusui dengan posisi duduk. Posisi menyusui saat tidur seperti ini sangat membantu Ibu yang melahirkan Caesar untuk lebih nyaman.


Referensi :

1. How to Breastfeed. www.nhs.uk

Senin, 20 Februari 2023

Manfaat Kelor untuk Ibu Menyusui

17.29 0

Kelor atau Moringa oleifera adalah tumbuhan yang berasal dari India dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi kesehatan. Kelor juga mulai banyak dikonsumsi di Indonesia setelah banyaknya penelitian yang menyebutkan kandungan gizinya yang tinggi. Salah satu manfaat kelor adalah memiliki khasiat yang dipercaya bisa untuk meningkatkan produksi ASI dan kualitasnya.



Berikut adalah beberapa manfaat kelor untuk produksi ASI:

  1. Kandungan gizi yang baik: Daun kelor mengandung berbagai zat gizi penting seperti vitamin A, C, dan E, serta mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Zat gizi ini dapat membantu meningkatkan kualitas ASI.

  2. Merangsang produksi ASI: Kelor mengandung senyawa phytoestrogen yang dapat merangsang produksi ASI.

  3. Menyediakan kandungan antioksidan: Kelor mengandung antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid dan asam askorbat, yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.

  4. Antiinflamasi: Kelor juga memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada payudara, yang sering kali menyebabkan produksi ASI yang rendah.

Namun, perlu diingat bahwa kelor tidak boleh menjadi satu-satunya sumber nutrisi untuk ibu menyusui. Sebaiknya, kelor dapat digunakan sebagai suplemen makanan atau minuman yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan produksi ASI. Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi kelor atau suplemen lainnya selama masa menyusui.

Minggu, 19 Februari 2023

Mengenal Sel HAMLET : Zat Anti Kanker dalam ASI

08.55 0
HAMLET (Human Alpha-lactalbumin Made LEthal to Tumor cells) adalah kompleks protein yang ditemukan dalam ASI (Air Susu Ibu). Protein ini diyakini dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan mencegah perkembangan kanker.



Sel HAMLET adalah sel yang terbentuk ketika protein HAMLET berikatan dengan asam lemak dalam ASI. Sel HAMLET diketahui memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Ini karena sel kanker memiliki permukaan sel yang berbeda dari sel normal, sehingga sel HAMLET dapat mengenali dan menyerang sel kanker secara spesifik.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sel HAMLET dalam ASI dapat membantu mencegah perkembangan kanker pada bayi dan orang dewasa. Dalam sebuah studi tahun 2004, peneliti menemukan bahwa sel HAMLET dapat menghancurkan sel kanker pada tikus tanpa mempengaruhi sel sehat di sekitarnya. Studi ini menunjukkan bahwa sel HAMLET memiliki potensi sebagai agen anti-kanker yang efektif.

Selain itu, sel HAMLET juga dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ASI yang mengandung sel HAMLET dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan infeksi saluran pencernaan pada bayi.

Namun, perlu dicatat bahwa penelitian mengenai sel HAMLET masih tergolong baru dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi dan manfaatnya secara lebih jelas. Meskipun begitu, ASI tetap dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi karena kandungan nutrisinya yang lengkap dan mudah dicerna.

Dalam mengonsumsi ASI, sebaiknya ibu menyusui mengikuti anjuran dokter atau ahli gizi mengenai cara menyusui dan jumlah ASI yang harus diberikan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang dengan baik.

Zat Anti Kanker Dalam ASI

08.32 0


ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan yang paling ideal dan paling alami untuk bayi baru lahir. Selain memberikan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk bayi, ASI juga mengandung zat-zat yang dapat membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit, termasuk kanker. Berikut adalah beberapa zat anti kanker yang terdapat dalam ASI :


  1. Protein ASI mengandung protein yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, protein yang terkandung dalam ASI juga dapat membantu melindungi bayi dari kanker. Protein dalam ASI mengandung senyawa bioaktif yang dikenal sebagai laktoferin. Laktoferin telah terbukti memiliki efek antioksidan dan anti-kanker.
  2. Asam Lemak Omega-3 ASI mengandung asam lemak omega-3 yang merupakan lemak sehat yang dapat membantu mencegah kanker. Asam lemak omega-3 membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 dalam ASI dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara pada ibu.
  3. Imunoglobulin ASI mengandung imunoglobulin yang dapat membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Imunoglobulin juga telah terbukti dapat membantu mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. Immunoglobulin dalam ASI diantaranya IgA, IgG dan IgM.
Selain mengandung zat anti-kanker, ASI juga memberikan manfaat kesehatan lainnya, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan meningkatkan kesehatan otak. Oleh karena itu, disarankan untuk menyusui bayi selama mungkin dan memastikan bahwa bayi mendapatkan ASI yang cukup dan berkualitas.

Senin, 19 September 2016

Manfaat Kontak Kulit Ibu dan Bayi saat IMD

09.03 0
Setelah proses persalinan, sesuai anjuran WHO, harus segera dilakukan Inisiasi Menyusu Dini atau IMD. IMD dilakukan tentu dengan kondisi ibu dan bayi yang stabil secara medis. Proses IMD diyakini sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Selama IMD, ada sebuah proses yang sangat penting yaitu kontak kulit ibu dan bayi (skin to skin contact). Bahkan yang paling penting dalam IMD adalah proses skin to skin contact ini.  Karena bayi yang terlahir normal, memiliki insting untuk menyusu bahkan memiliki kemampuan untuk mencari dan menemukan payudara ibunya sendiri tanpa bantuan orang lain ketika dilakukan proses skin-to-skin.

Tak bisakah ditunda  skin-to-skin ini? 

Jika tidak ada kondisi medis yang menjadi penghalang baik ibu dan anak, maka petugas kesehatan wajib melakukan skin-to-skin segera setelah lahir, baik persalinan spontan (normal) maupun caesar. Karena momen ini hanyalah sekali seumur hidup, hanya ketika anak lahir dan keluar dari rahim sang ibu.

Sepenting apa skin-to-skin untuk bayi dan ibu?

  1. Menstabilkan Kondisi Bayi
    Kondisi bayi baru lahir bisa jadi tidak stabil, terutama bayi prematur. Treatment yang seringkali dilakukan adalah metode kanguru, ya skin-to-skin.  Proses ini bisa menstabilkan proses pernapasan dan oksigenasi bayi, meningkatkan kadar glukosa (menurunkan keadian hipoglikemia atau kekurangan gula darah), menghangatkan bayi sehingga mempertahankan suhu tubuh optimal, menurunkan hormon stress, dan menurunkan kejadian bayi menangis namun meningkatkan periode bayi terjaga sehingga proses menyusui bisa diberikan secara teratur.

  2. Meningkatkan Perkembangan Otak secara Optimal
    Otak manusia terlahir belum sempurna dan akan terus mengalami proses perkembangan setelah lahir. Allan Schore, PhD, seorang ahli neurobiologi dari University of California, Loas Angeles menemukan fakta yang sangat menarik antara hubungan sentuhan dengan perkembangan otak. Adalah amigdala, satu bagian otak yang terletak cukup dalam di tengah otak sebagai bagian dari sistem limbik dan berfungsi dalam proses regulasi emosi, memory dan aktivasi sistem syaraf simpatis. Menurut penelitiannya, perkembangan amigdala bisa distimualasi perkembangannya dengan proses skin-to-skin.

  3. Membuat Ibu Lebih Percaya Diri
    Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1970-1980 menunjukkan hasil yang berbeda antara ibu dan anak yang diberikan kesempatan melakukan skin-to-skin selama kurang lebih 15 meit dibandingkan dengan ibu yang hanya melihat anaknya dalam waktu singkat dan dipertemukan tiap 4 jam sekali untuk disusui. Setelah masa pemulihan selsai, ibu yang diberikan kesempatan melakukan skin-to-skin lebih percaya diri dan merasa nyaman untuk menggendong dan merawat bayinya dibandingkan ibu yang dipisahkan dengan anaknya, Tingginya kepercayaan ibu ini juga nantinya sangat diperlukan dalam proses menyusui dan merawat bayi di rumah.
     
  4. Meningkatkan Durasi Pemberian ASI
    Skin-to-skin bisa menstimulasi produksi hormon oksitosin yang berfungsi dalam proses pengeluaran ASI. Penelitian yang melibatkan sekitar 1250 anak selama 3 tahun sejak lahir menunjukkan adanya manfaat skin-to-skin dengan durasi menyusui. Dalam penelitian tersebut disebutkan adanya peningkatkan durasi secara keseluruhan sebanyak 1.43 bulan pada anak yang mendapatkan kontak kulit. 



Referensi

Minggu, 03 Juli 2016

Kebutuhan Zat Besi Anak 0-12 Bulan

17.42 0
Anemia defisiensi besi (ADB) menjadi salah satu permasalahan kekurangan nutrisi tunggal yang masih tinggi di Indonesia. Data terakhir Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 yang dilansir dari situs idai.or.id, sekitar 40-45% balita di Indonesia mengalami ADB. 

Simpanna Zat Besi Bayi Selama Kehamilan
Kekurangn zat besi pada anak bisa terjadi selama kehamilan. Sekitar 80% pertambahan zat besi didapat janin selama trisemester ketiga kehamilan. Karenanya, bayi yang terlahir prematur berpotensi untuk mengalami ADB lebih tinggi. Faktor lain seperti anemia ibu, diabetes dan hipertensi selama kehamilan juga bisa mempengaruhi simpanan zat besi pada janin.

Kebutuhan Zat Besi Bayi Usia 0-6 Bulan
Kebutuhan zat besi bayi usia 0-6 bulan adalah 0.27 mg/hari. Angka ini ditentukan dari jumlah kandungan zat besi yang ada di dalam ASI. ASI mengandung zat besi sekitar 0.35 mg/L. Dengan asupan rata-rata bayi sekitar 0,78 liter per hari maka dengan hitungan 0,35 x 0,78 didapatkan angka kebutuhan zat besi bayi usia 0-6 bulan adalah 0.27 mg/hari. Bayi yang lahir cukup bulan telah mendapatkan simpanan zat besi yang cukup di dalam tubuhnya. Jadi, meskipun angka ini terlihat kecil secara kuantitas, tetap bisa mencukupi kebutuhan zat besi bayi. Selain itu, penyerapan zat besi ASI di dalam tubuh bayi sangat optimal. 

Kebutuhan Zat Besi Usia 7-12 Bulan
Dengan bertambahnya usia anak, kebutuhan zat besi dihitung berdasarkan jumlah hilangnya zar besi dari sel epitel, seperti kulit, saluran pencernaan dan saluran perkemihan, pertambahan massa jaringan, peningkatan volume darah dan simpanan zat besi selama periode ini. Pada usia ini kebutuhan zat besi anak sekitar 11 mg/hari. Jika dibandingakan dengan kebutuhannya di usia 0-6 bulan, tentu terlihat lonjakan yang sangat mencolok, dari 0,27 mg/hari menjadi 11 mg/hari. Namun, tentu saja kebutuhannya tidak serta merta meningkat menjadi 11 mg/hari di usia 6 bulan ke atas. Karena kandungan zat besi di alam ASI pada usia ini sudah tidak mencukupi, maka kebutuhan zat besi pada usia ini harus dipenuhi dari Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tinggi zat besi.

Referensi
Robert D. Baker, Frank R. Greer. Clinical Report—Diagnosis and Prevention of Iron Deficiency and Iron-Deficiency Anemia in Infants and Young Children (0 –3 Years of Age).PEDIATRICS Volume 126, Number 5, November 2010 
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/126/5/1040.full.pdf








Rabu, 16 Desember 2015

3 Cara Cegah Payudara Bengkak Selama Menyusui

19.42 0
Payudara bengkak umumnya terjadi di hari-hari pertama persalinan. Umumnya dialami ibu yang baru memiliki anak pertama, meski tidak menutup kemungkinan terjadi juga di anak kedua bahkan ketiga. Payudara bengkak yang tidak ditangani segera, bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah yang dikenal dengan mastitis atau peradangan payudara disertai demam karena terjadi infeksi. Meskipun demikian, tentu saja kondisi ini tidak serta merta menjadi penghalang pemberian ASI eksklusif.

courtesy of http://www.primehealthchannel.com
Beberapa tips mencegah payudara bengkak berikut ini sebaiknya dipelajari oleh calon ibu maupun yang sedang menanti persalinan. Semakin kita tahu, semakin kita bisa mencegah lebih dini. Pemberian ASI eksklusif pun bisa diberikan secara maksimal.

Sebab Payudara Bengkak
Payudara mulai memproduksi ASI dalam jumlah banyak pada hari kedua sampai kelima pasca persalinan. Karena sebelumnya, payudara memproduksi kolostrum terlebih dulu. Di awal-awal persalinan, payudara yang terlihat tidak besar dan 'penuh' pun sudah memproduksi ASI jenis kolostrum.

Setelah fase kolostrum selesai dan menuju fase pembentukan ASI yang utuh, sangat wajar dan normal jika payudara mulai terasa berat dan penuh. Payudara bisa menjadi bengkak jika ASI yang sudah banyak diproduksi ini tidak dikeluarkan secara kontinue dan optimal.

Mencegah Payudara Bengkak
  1. Menyusui sesering mungkin
    Berikan ASI kapanpun bayi merasa lapar. Kenali tanda-tanda lapar bayi seperti mencecap dan 'ngempeng' jari. Biasanya bayi akan memiliki waktu pola makan sendiri sekitar 1-3 jam. Kenali pola makan bayi Anda dengan baik.

  2. Menyusui secara tuntas
    ASI yang pertama kali keluar disebut dengan foremilk. ASI ini lebih banyak mengandung cairan yang bisa menghilangkan rasa haus bayi. Setelah fase foremilk adalah ASI hindmilk yang banyak mengandung lemak. Jika diperah, maka ASI hindmilk terlihat lebih kental sedangkan foremilk terlihat lebih jernih.

    Dalam proses menyusui, biarkan bayi menuntaskan menyusu di salah satu payudara. Tujuannya, agar bayi bisa mendapatkan ASI foremilk dan hindmilk. Jika bayi merasa cukup untuk menyusu di salah satu payudara, dia bisa melepaskan atau berhenti menyusu. Kemudian, Anda bisa mengganti di payudara yang lain.

    Jika bayi belum selesai sempurna menyusu di salah satu payudara, maka akan ada ASI yang masih tertinggal karena tidak dikeluarkan secara sempurna. Padahal, hisapan bayi akan merangsang tubuh untuk memproduksi ASI lagi. Jika kondisi ini terjadi berulang, bisa menyebabkan payudara bengkak.

  3. Posisi dan pelekatan yang tepat saat menyusui
    Pastikan bayi menyusu dengan posisi dan pelekatan yang tepat. Posisi dan pelekatan yang kurang tepat, membuat bayi tidak bisa menghisap payudara dengan sempurna, sehingga ASI yang bisa dikeluarkan pun tidak maksimal.


Referensi :
ABM Clinical Protocol #20: Engorgement. BREASTFEEDING MEDICINE Volume 4, Number 2, 2009
http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/Protocol%2020%20-%20Engorgement%206-2009.pdf

Breast Engorgement. www.webmd.com

Infant and Young Child Feeding: Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals. WHO, 2009.

5 Cara Mengatasi Payudara Bengkak

14.32 0
Payudara bengkak bisa terjadi pada ibu di hari-hari pertama pasca persalinan. Payudara yang bengkak tidak saja akan membuat ibu merasa kurang nyaman, namun mmebuat bayi menjadi sulit bahkan tidak bisa menyusu langsung ke payudara. Payudara bengkak biasa terjadi pada hari ketiga sampai kelima pasca persalinan. Jika mendapatkan penanganan yang tepat, bisa berkurang dalam waktu 12-24 jam. Namun, jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat, bisa berlanjut sampai hari ke 7-10. Kondisi ini bisa menganggu proses menyusui.

Apa yang dirasakan saat payudara bengkak?
Hal pertama yang dirasakan ketika payudara bengkak adalah, payudara terasa berat, keras dan terasa hangat. Payudara yang bengkak bisa terjadi di area areola maupun di keseluruhan payudara. Kondisi yang lebih parah bisa terjadi, yaitu payudara terasa sangat keras, sampai sampai puting tertarik ke belakang sehingga puting terlihat rata. Kemudian kulit terlihat kemerahan dan mengkilat.

5 Cara Mengaatasi Payudara Bengkak
Lalu, apa yang bisa dilakukan di rumah pertama kali jika ibu mengalami kondisi seperti ini ?
  1. Mandi air dan kompres air hangat
    Mandilah dengan air hangat sebelum menyusui. Mandi dengan air hangat bisa membuat ibu merasa nyaman, kondisi pikiran yang nyaman bisa memunculkan hormon oksitosin. Hormon yang memicu pengeluaran ASI dari payudara, atau dikenal dengan let-down reflex. Selain mandi, ibu juga bisa mengkompres hangat di area payudara sebelum menyusui.
  2. Terapi dengan kol atau kubis
    Belah kol menjadi dua, kemudian ambil bagian dalam kubis dan sisakan beberapa lembaran yang besar. Kemudian lubangi bagian pangkal kol sebagai area untuk puting. Letakkan kol di payudara selama sekitar 20 menit, atau sampai menjadi layu. Segera lepaskan kol ketika payudara sudah mulai terasa lebih nyaman. Lakukan terapi kol ini kurang dari 3x dalam sehari.
  3. Pijat payudara
    Pijat payudara yang dilakukan dilakukan dengan memijat dengan lembut dari arah dada menuju areola dan puting. Lakukan teknik ini sesaat sebelum menyusui sampai payudara terasa nyaman.
  4. Memerah ASI
    Perah ASI sedikit saja dengan menggunakan tangan, alat pompa dengan kecepatan paling rendah. Jika puting terlalu tegang sampai terlihat rata, lebih baik menggunakan teknik perah menggunakan tangan atau lekukan teknik reverse pressure softening. Jika payudara sudah terasa agak lunak dan nyaman, ibu bisa segera menyusui.
  5. Lakukan teknik 'reverse pressure softening' (RPS)Tujuan teknik RPS adalah untuk mendorong sejumlah cairan dalam jaringan yang ada di bawah puting dan areola kembali ke payudara. Kondisi ini terjadi karena sebelum bengkak terlihat, akan ada penumpukan cairan intersisial sekitar 30%. Cairan ini bukan ASI, dan tidak akan bercampur dengan ASI sehingga tidak akan terminum bayi.
    Ada beberapa cara dalam teknik RPS ini :
    • Teknik two handed, one step



    Potong kuku. Letakkan tiga ujung jari kanan dan kiri dengan jari tingan disamping puting. Jari telunjuk dan jari manis masing masing tepat di atas dan dibawah puting. Tekan dengan pelan dan lembut menuju arah dada.

    • Teknik two handed, two step

      Letakkan 3 dan 2 jari di areola. Buku jari pertama menyentuh puting lalu pijat, tekan ke arah payudara. Lakukan teknik ini di area areola di atas dan bawah puting.

    • Teknik two thumbs. two steps


      Letakkan dua jempol di samping puting, pijat pelan dan lakukan memutar diatas dan bawah puting.


      Jika ibu merasa kurang nyaman melakukan teknik ini sendirian, bisa meminta tolong kepada konselor laktasi. Ibu bisa melakukan teknik ini dengan posiis duduk, jika terasa sangat kencang, teknik ini bisa dilakukan sambil berbaring.


    Referensi :

    Engorgement. Australian Breastfeeding Association
    Engorgement. Kelly Bonyata, BS, IBCLC
    Engorgement. International Breastfeeding Centre

Senin, 14 Desember 2015

5 Langkah Menurunkan Risiko Penularan HIV Selama Menyusui

19.12 0

pic by momjunction.com

Memberikan ASI untuk bayi dengan ibu positif HIV sangat penting dan sudah direkomendasikan WHO. Meskipun demikian, masih ada potensi bagi bayi untuk tertulas HIV selama menyusui meskipun prosentasenya lebih kecil dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI. 

UNICEF merekomendasikan 5 langkah penting untuk menurunkan risiko penularan HIV pada bayi selama menyusui. 

-         Durasi Menyusui yang lebih pendek
Durasi menyusui yang lebih pendek pada bayi dengan risiko terinfeksi HIV lebih efektif daripada menyusui dengan durasi lebih lama. Menyusui selama 6 bulan berisiko 1/3 kali terinfeksi HIV dibandingkan menyusui selama 2 tahun.

-         ASI Eksklusif
Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dan juga hari-hari pertama kelahiran sangat penting. Bayi akan mendapatkan kolostrum, cairan super yang berisi zat kekebalan tubuh sebagai pertahanan pertama tubuh bayi. Penelitian di Durban, Afrika Selatan menunjukkan bahwa ASI eksklusif selama 3 bulan pertama memiliki risiko penularan yang lebih rendah penularan dari ibu ke bayi daripada pemberian ASI yang dicampur dengan makanan lain seperti air putih.

-         Pencegahan dan Solusi Kelainan Payudara
Posisi  dan pelekatan saat menyusui yang tepat sangat membantu mencegah terjadinya luka pada payudara seperti putting lecet bahkan mastitis atau pembengkakan payudara. ASI mengandung beberapa zat imunologi aktif yang bisa mencegah penularan virus dari ibu ke bayi. Jadi, potensi penularan HIV ke bayi bisa jadi disebabkan virus yang ada di dalam darah ibu yang masuk ke dalam tubuh bayi karena putting lecet. Mempelajajari teknik menyusui yang tepat sangat penting dilakukan sejak sebelum hamil. Anda bisa menghubungi konselor menyusui di puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit maupun organisasi non-profit yang mendukung ibu menyusui seperti AIMI.

-          Mencegah infeksi HIV selama proses menyusui
Kita tidak pernah bisa tahu darimana virus HIV bisa berada dalam tubuh sesorang. Hanya saja, pertumbuhan virus pada ibu akan menjadi lebih tinggi sesaat setelah terjadi infeksi baru. Maka mencegah dan menjaga diri dari potensi tertular HIV kapanpun itu adalah sangat penting.

-          Penanganan dini pada masalah kesehatan mulut bayi
Selain kondisi kesehatan payudara, kondisi mulut bayi pun perlu dicek secara berkala. Luka sekecil apapun pada area mulut bayi bisa memudahkan virus masuk ke dalam tubuh.


Hastrin Hositanisita, S.Gz 

referensi

HIV and Infant Feeding. UNICEF.org
Breastmilk Seems To kill HIV.
PLoS Pathogens, DOI: 10.1371/journal.ppat.1002732