Tampilkan postingan dengan label Keamanan Pangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keamanan Pangan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 April 2016

Risiko Kesehatan Kemasan Plastik Mengandung Bisphenol A (BPA)

02.38 0
BPA atau Bisphenol A merupakan salah satu zat kimia yang banyak digunakan untuk membuat plastik jenis polycarbonate dan epoxy resins. DI pasaran plasitk jenis polycarbonate dijumpai dengan kodel '7' atau '7-other'. Sedangkan epoxy resin digunakan untuk melapisi kaleng makanan.


Plastik yang mengandung Bisphenol A (BPA) menjadi perhatian khusus bagi banyak pihak akhir-akhir ini. Perhatian akan produk plastik dengan BPA menguat setelah pada tahun 2003-2004 ditemukan tingginya kadar BPA pada urine sample. Penelitian yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) atas prakarsa Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan 93% kadar BPA pada urine 2517 sample usia 6 tahun atau lebih.

Apa saja dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh produk-produk yang mengandung BPA?

  1. Infertilitas pada wanita

    Kadar BPA yang tinggi ternyata banyak ditemukan pada pasien dengan keluhan infertilitas. Penelitian yang dilakukan terhadap 121 pasien ifertilitas di Brigham and Women’s Hospital ini menunjukkan beberapa fakta bahwa paparan terhadap BPA menyebabkan beberapa masalah dengan perkembangan dan pematangan sel telur. Kondisi ini memicu penurunan jumlah sel telur yang matang. Pada sel telur yang matang pun, akan menunjukkan aktivitas kromosom yang berbeda. Lebih lanjut, peneliti menjelaskan bahwa jika sel telur dengan kondisi seperti ini dibuahi maka akan sulit untuk berkembang, jika berkembang akan menjadi individu dengan kromosom yang abnormal.
  2. Impotensi pada Pria
    Penelitian yang dilakuan selama 5 tahun di China dan telah telah diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction menyimpulkan bahwa paparan BPA yang sangat tinggi bisa berdampak buruk pada disfungsi seksual pada pria.
    Dr De-Kun Li selaku peneliti utama memang menyatakan bahwa paparan BPA pada subjek penelitian ini memang sangat tinggi. Karena subjek merupakan orang-orang yang bekerja di pabrik yang menggunakan produk BPA. Jadi perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai seberapa besar jumlah minimal paparan BPA sehingga bisa dikatakan dalam batas yang aman. Namun yang perlu diingat adalah, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengungkap adanya efek buruk BPA terhadap kesehatan seksual pria. 

  3. Diabetes dan Jantung
    Sebuah Survey Kesehatan dan Nutrisi Nasional di Amerika (NHANES) tahun 2003-2004 dengan melibatkan 1456 sample berusi 18 - 74 tahun mengukur kadar BPA dalam urin sampel. Setelah dilakukan kontrol terhadap bberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin, konsentrasi BPA ditemukan lebih tinggi pada subjek yang didiagnosa penyakit jantung pe,buluh darah dan diabetes. 
    Partisipan survey yang memiliki kadar 25% BPA lebih tinggi memiliki potensi untuk terkena penyakit jantung pembuluh dari 3 kali dan 2.5 kali diabetes dibandingkan dengan partisipan dengan kadar BPA 25% paling rendah

Sampai sekarang, penelitian akan efek BPA terhadap kesehatan masih berlanjut. Produk yang mengandung BPA juga masih banyak ditemui. Hal ini karena paparan BPA terhadap tubuh bisa jadi tidak begitu banyak dibandingkan paparan BPA yang dilakukan dalam penelitian. Namun, kita tetap perlu waspada mengingat saat ini lebih banyak makanan kemasan yang dikonsumsi dibandingkan non-kemasan. 




Referensi :

Ronit Machtinger, Catherine M.h. Combelles, Stacey A. Missmer, Katharine F. Correia, Paige Williams, Russ Hauser, and Catherine Racowsky. Bisphenol-A and human oocyte maturation in vitro.Human Reproduction, 2013 DOI: 10.1093/humrep/det312

National Toxicology Program. Bisphenol A (BPA). https://www.niehs.nih.gov/health/assets/docs_a_e/bisphenol_a_bpa_508.pdf