Tampilkan postingan dengan label nutrition fact. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nutrition fact. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 April 2023

Pilih Salmon Atau Lele untuk MPASI?

02.29 0

Ikan salmon menjadi salah satu jenis ikan yang cukup populer di kalangan para ibu milenial dalam memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Tren pemberian ikan salmon ini muncul di berbagai platform sosial media karena ikan salmon dianggap menjadi sumber lemak omega-3 yang sangat penting untuk pertumbuha balita. Namun, ikan salmon yang beredar di Indonesia sekitar 60% ikan salmon yang beredar di Indonesia diimpor dari Norwegia. Karena habitat asal ikan salmon dengan kandungan gizi terbaik memang berasal dari perairan di Alaska, Kanada dan Norwegia. Sebagai jenis ikan yang bukan produk lokal, tentu ikan salmon memiliki harga jual yang tinggi di Indonesia.

Manfaat dan Kebutuhan Omega-3

Omega-3 merupakan salah satu jenis asam lemak esensial (jenis asam lemak yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia). Asam lemak Omega-3 pada tubuh akan diubah menjadi asam alfa-linoleic (ALA), asam eicosapentanoic (EPA), dan asam decosahexanoic (DHA). Pemenuhan Omega-3 dalam 10 bulan pertama setelah kelahiran sangat penting karena tidak hanya berfungsi dalam pertumbuhan mata dan otak bayi namun juga berpengaruh terhadap kemampuan kognitifif, belajar, perilaku dan organ reproduksi. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan Omega-3 bayi usia 0 - 11 bulan adalah 0,5 gram dan untuk anak usia 1 - 3 tahun adalah 0.7 gram setiap harinya.

Perbandingan Omega-3 Ikan Salmon dan Lele 

Mengingat pentingnya manfaat omega-3 untuk pertumbuhan anak, penting untuk memastikan pemenuhan asupan omega-3 setiap hari. Dalam 100 gram daging ikan salmon mengandung sekitar 2.2 gram Omega 3. Tentu, konsumsi 50 gram ikan salmon sudah mencukupi kebutuhan Omega 3 untuk anak sampai usia 3 tahun. Namun, memberikan MP-ASI dengan menu mengandung ikan salmon setiap hari tentu cukup menguras pengeluaran. 


Jika dibandingkan dengan ikan lele, dalam 100 gram ikan lele mengandung 237 mg atau 0,237 gram Omega.  Artinya setiap 100 gram konsumsi daging ikan lele sudah memenuhi setengah kebutuhan Omega 3 untuk bayi usia 6 -11 bulan, dan sepertiga kebutuhan anak usia 1-3 tahun. Meskipun kandungan Omega-3 dalam ikan lele tidak sebanyak dalam ikan salmon, ikan lele memiliki kandungan zat besi dan zinc yang tidak kalah dengan salmon.


Perlu diketahui juga bahwa Omega-3 tidak hanya didapatkan dari satu jenis makanan. Omega-3 juga banyak ditemukan pada kacang kedelai, minyak sayur, dan jenis kacang-kacangan lainnya. Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun juga memastikan anak mendapatkan asupan Omega-3 yang cukup untuk pertumbuhannya.







Referensi :

  1. DiNicolantonio JJ, O'Keefe JH. The Importance of Marine Omega-3s for Brain Development and the Prevention and Treatment of Behavior, Mood, and Other Brain Disorders. Nutrients. 2020 Aug 4;12(8):2333. doi: 10.3390/nu12082333. PMID: 32759851; PMCID: PMC7468918.
  2. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/173714/nutrients




Senin, 20 Februari 2023

Sayuran Anti Diabetes

17.49 0
Penderita diabetes di dunia semakin meningkat tiap tahunnya. Tak terkecuali di Indonesia. Namun, hanya 20,4% nya atau sekitar 3.7 juta yang sudah terdiagnosis dan selebihnya belum terdeteksi atau terdiagnosis. Penderita diabetes melitus akan mengalami beberapa komplikasi yang bisa membawa penurunan fungsi atau kualitas hidupnya seperti profil lemak darah yang menjadi faktor risiko terserang stroke dan penurunan fungsi penglihatan atau retinopati diabetes.

Penatalaksanaan diabetes yang paling utama adalah penjagaan asupan makanan atau diet yang tepat yang dikenal dengan 3 J yaitu Jumlah, Jadwal dan Jenis makanan yang harus tepat. Tepat jumlah berkaitan dengan jumlaha supan kalori dan lemak. Jadwal asupan makanan untuk penderita diabetes juga harus tepat untuk menjaga kadar glukosa dalam darah. Sedangkan jenis atau pemilihan bahan makanan pun harus diperhatikan. Karena ada jenis bahan makanan yang bisa menaikkan gula darah secara cepat atau dikenal dengan tinggi indeks glikemiks.


Sayuran dan Diabetes

Para penderita diabetes sangat dianjurkan untuk menjaga asupan karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat yang ada di dalam sayur adalah serat. Serat di dalam tubuh tidak akan dicerna menjadi gula darah, sebaliknya, serat justeru membantu regulasi pelepasan gula darah di dalam tubuh.

Selain kandungan seratnya, beberapa jenis sayuran mengandung zat fitokimia tertentu yang secara spesifik mampu membantu regulasi gula darah. Berikut adalah beberapa jenis sayuran yang dapat membantu mengontrol diabetes:

  1. Pare (Momordica charantia)
    Sayur yang terkenal rasa pahitnya ini nyatanya mengandung vitamin C yang tinggi. Selain itu kandungan vitamin A, vitamin E, vitamin B1, B2 and B3, juga vitamin B9 atau asam folat. Kandungan mineralnya pun cukup banyak diantaranya kalium, kalsium, zinc, fosfor bahkan zat besi.

  2. Bayam
    Bayam adalah sumber serat yang baik dan mengandung banyak nutrisi penting, termasuk vitamin A, C, dan K. Bayam juga rendah karbohidrat dan gula, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.

  3. Brokoli
    Brokoli adalah sayuran yang kaya akan nutrisi dan serat, serta rendah kalori dan karbohidrat. Brokoli juga mengandung senyawa yang disebut sulforaphane, yang telah terbukti dapat membantu mengurangi kadar gula darah.

  4. Kubis
    Kubis mengandung senyawa yang disebut sulforaphane dan antioksidan yang dapat membantu mengurangi risiko diabetes. Kubis juga rendah kalori dan karbohidrat.

  5. Buncis
    Buncis adalah sumber serat yang baik dan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin C dan K. Buncis juga rendah kalori dan karbohidrat, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.

  6. Paprika
    Paprika adalah sumber vitamin C yang baik dan mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi sel dari kerusakan. Paprika juga rendah kalori dan karbohidrat.

  7. Tomat
    Tomat mengandung senyawa yang disebut likopen, yang dapat membantu mengurangi risiko diabetes. Tomat juga rendah kalori dan karbohidrat.

  8. Wortel
    Wortel adalah sumber vitamin A yang baik dan mengandung serat yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Wortel juga rendah kalori dan karbohidrat.

  9. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, dan kacang polong mengandung serat dan protein yang tinggi, serta rendah kalori dan karbohidrat.
Perlu diingat bahwa meskipun sayuran sangat baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes, jumlah dan jenis sayuran yang tepat harus dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengelola kondisi diabetes Anda dengan baik